Palu (ANTARA News) - Luas
hutan di Sulawesi Tengah (Sulteng) terus mengalami penyusutan kurun waktu 10
tahun terakhir sehingga dikhawatirkan bisa mempengaruhi program pengurangan
emisi karbon melalui Reducing Emissions from Deforestation and
Forest Degradation/REDD.
Asisten II bidang
Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah Elim Somba pada lokakarya nasional pemantauan REDD di Palu, Senin,
mengatakan luas hutan Sulawesi Tengah yang sebelumnya mencapai 4.394.932 hektar
atau 64,6 persen dari luas wilayah provinsi menurun menjadi 3.248.458 hektar
atau 52,20 persen.
Penyusutan luas
hutan tersebut terjadi kurun waktu 1994 sampai dengan 2011 karena berbagai
faktor antara lain perkebunan dan pertambangan.
Elim mengatakan
semua para pemangku kepentingan atas tutupan hutan di daerah ini terus
memperhatikan kondisi hutan yang terus mengalami penurunan lahan akibat
deforestasi dan degradasi hutan. Meski mengalami penyusutan luasan lahan, namun
Elim mengatakan tutupan hutan di daerah ini masih cukup baik karena adanya
dukungan dari pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya di bidang
manajemen kehutanan.
Sementara itu
Koordinator Pantau REDD Sulawesi Tengah Azmi Sirajuddin mengatakan, penyusutan
luas hutan tersebut bisa mempengaruhi daya dukung penurunan emisi karbon
melalui program REDD.
Kondisi ini kata
dia harus disiasati dengan menjaga kualitas ketertutupan hutan dan pemilihan
pohon yang mengandung karbon tinggi. Hutan yang luas dengan kualitas
ketertutupan yang rendah juga tidak banyak berkontribusi dalam penurunan emisi
karbon, justru REDD itu dibangun salah satunya untuk menjaga kualitas
ketertutupan hutan.
Sulawesi Tengah
kata Azmi, telah ditetapkan menjadi provinsi ke delapan dalam rencana
implementasi program penurunan emisi karbon akibat deforestasi dan degradasi
hutan oleh Pemerintah Norwegia.
Pemerintah Norwegia
telah mengalokasikan dana sebesar 500.000 USD atau sekitar Rp5 triliun untuk
persiapan implementasi REDD di Indonesia. Delapan provinsi yang akan menjadi
proyek percontohan REDD yakni provinsi Aceh, Jambi, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua, Papua Barat dan Sulteng.
Pemerintah
menargetkan penurunan 26 persen dari tingkat emisi saat ini dengan skema upaya
sendiri dan penurunan 41 persen dengan dukungan dari luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimah kasih atas komentarnya